Kamis, 05 September 2013

Pramuka Membangun Karakter Bangsa

Pramuka Membangun Karakter Bangsa

Isril Berd
Komitmen na­sional soal pendidikan karakter secara im­pe­ra­tif tertuang dalam Un­dang-Undang No­mor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen­didikan Na­sio­nal. Da­lam Pasal 3 dinya­ta­kan, “Pen­didikan na­sio­nal berfungsi me­ngem­bangkan ke­mam­­puan dan mem­bentuk watak serta per­adaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan berakhlak baik, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Gerakan pramuka diharapkan dapat membangun karakter bangsa melalui generasi muda berwatak dan berkemauan kerja keras secara cerdas dan ikhlas. Kesediaan dan kemauan bekerja keras dipandang penting untuk keberhasilan pembangunan karakter bangsa. Kemauan kerja keras itu harus dapat dilaksanakan secara cerdas dan ikhlas. Melalui inilah gerakan pramuka diharapkan dapat menjadi pelopor membudayakan semangat kerja keras secara cerdas dan ikhlas tersebut, serta membangun nilai, sikap dan berperilaku. Tentunya, mulai jenjang pramuka siaga, penggalang, penegak sampai pramuka pandega, termasuk pembina dan pengelola gerakan pramuka.

Kita bisa menyimak setiap hari media massa baik cetak maupun elektronik memberitakan berbagai bentuk kericuhan dan kerusuhan dalam masyarakat. Mulai dan tingkat bawah hingga level elite bangsa. Penertiban pedagang pasar, pembebasan tanah sengketa, pemilihan wali nagari, pemilihan wali kota/bupati kepala daerah, pertandingan sepakbola, demonstrasi mahasiswa, pemilihan eksekutif partai, sidang anggota dewan terhormat.

Di samping itu, terlihat pula tindak kejahatan korupsi tak lagi berbilang jari. Sudah merasuki elite bangsa baik legislatif, eksekutif, bahkan lembaga penegak hukum. Akibatnya, bangsa semakin terpuruk. Kata nasionalisme hanya ketika upacara, dalam pidato, atau seminar-seminar. Disadari bahwa jutaan penduduk masih hidup miskin di negara kaya raya sumber daya alam ini.

Lembah pemisah kaya-miskin makin dalam. Kehidupan sosial masyarakat terasa semakin jauh dari berbagai regulasi dan norma ada. Banyak fakta tersebut memperlihatkan kegagalan bangsa ini membangun karakter (nation building) sebagai pilar utama bangsa bermatabat. Hingga hari ini, belum ada pemikiran komprehensif menjawab mengapa itu terjadi sehingga belum ada upaya nyata mengatasi semua masalah tersebut.

Berbagai fakta tersebut mencemaskan kita. Bila dibiarkan, maka disintegrasi sosial dan bangsa kian menghadang kita. Oleh sebab itu, sudah saatnya dipikirkan solusi nyata mengatasi persoalan tersebut. Jika tidak, bangsa ini akan semakin jauh dari peradaban sejati. Pancasila sebagai way of life akan tinggal tulisan di atas kertas. Siapa paling bertanggung jawab dalam hal ini?

Masyarakat baik perwujudan dari produk pendidikan yang baik. Banyak hasil penelitian menunjukkan sistem pendidikan dan sistem pembelajaran efektif, berpengaruh positif terhadap kehidupan sosial masyarakat. Negara-negara maju telah menjadi bukti bahwa pendidiktan efektif membawa perubahan terhadap kemajuan bangsanya. Tidak hanya perubahan terhadap kehidupan sosial ekonomi, namun membawa perubahan besar terhadap kehidupan sosial secara keseluruhan.

Dilihat dari tujuan pendidikan nasional, titik beratnya memang pada pengembangan potensi bermuara pada karakter peserta didik. Hal itu tecermin dalam penekanan pada aspek-aspek berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Semua aspek itu sejatinya bagian dari karakter manusia.

Guna mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan upaya khusus yakni merevitalisasi gerakan pramuka sesuai program revitalisasi gerakan pramuka sesuai pencanangan Presiden Republik Indonesia tahun 2006 lalu di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta, dan berikutnya lahir pula Undang Undang Gerakan Pramuka No 12 Tahun 2010. Nah melalui ketentuan inilah,  gerakan pramuka bisa melakukan berbagai kegiatan diyakini mempunyai peranan besar mencegah dan menanggulangi masalah generasi muda.

Melalui revitalisasi diharapkan gerakan pramuka dapat lebih dapat diterima dan diminati generasi muda. Revitalisasi ini juga diharapkan pula dalam penerapan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan terlaksana dengan baik. Tentunya, secara cerdas dan gemilang dapat menangkal, serta membantu menyelesaikan berbagai masalah.

Nilai hakiki dari revitalisasi gerakan pramuka adalah untuk memperkokoh eksistensi organisasi yang dilakukan secara seimbang dengan perkembangan kehidupan yang dinamis. Untuk itu, diperlukan penyempurnaan organisasi, bukan membentuk organisasi baru. Selanjutnya, guna memusatkan perhatian pada aspek-aspek bersifat strategis dengan perhatian utama pada peningkatan peran, fungsi dan tugas pokok gerakan pramuka.

Sedangkan tujuan revitalisasi gerakan pramuka antara lain adalah agar gerakan pramuka dapat diterima dan dinikmati generasi muda sebagai pilihan dalam proses belajar berorganisasi. Selain itu, juga diharapkan gerakan pramuka dipercaya sebagai wahana membentuk watak dan mengembangkan kepribadian kaum generasi muda. Dengan demikian, gerakan pramuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaannya dapat melaksanakan kegiatan secara cerdas dan gemilang.

Sistem nilai gerakan pramuka belum dapat diterapkan dengan seksama. Padahal apabila sistem nilai ini berhasil diterapkan, bukan saja berdampak positif  membantu mengatasi berbagai masalah kaum muda, tetapi juga teruji dalam pembentukan watak dan karakter bangsa.

Upaya penyempurnaan dan pembenahan organisasi secara luas di semua jajaran kwartir, termasuk pembenahan kepemimpinan dan manajemen organisasi, merupakan suatu keharusan semestinya cepat dicermati untuk dilakukan dalam rangka menata, dan meningkatkan efektivitas, serta efisiensi organisasi gerakan pramuka.

Mencermati program revitalisasi gerakan pramuka, pada hakekatnya dapat dikatakan sebagai upaya mengembalikan gerakan pramuka kepada wujud dan fungsi utamanya besifat back to basic. Yakni, sebagai lembaga pendidikan kader bangsa yang handal, dan memiliki semangat jiwa bela negara, patriot pembangunan, dan perekat bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua ini dilakukan untuk mewujudkan pembangunan karakter bangsa melalui gerakan kepramukaan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar