Si gigi hitam. Rokok bisa membuat Anda mengalami karies gigi, semacam penyakit infeksi yang bisa merusak struktur gigi. Mulai dari munculnya semacam plak dipermukaan gigi, lubang, nyeri, bahkan mungkin saja akhirnya kematian. Memang bukan rokok secara langsung yang menyebabkan gigi menjadi rusak, melainkan bakteri yang sebenarnya sudah ada di dalam gigi. Hanya saja, rokok membuat kekuatan bakteri baik dan jahat tidak seimbang. Ketika bakteri jahat seperti Streptococcus mutans dan Aggregatibacter Actinomycetemcomitans lebih unggul dibanding bakteri baik, maka terjadilah penyakit di dalam gigi Anda.
Pacuan jantung. Untuk jangka pendeknya, merokok bisa dengan cepat membuat denyut jantung meningkat hingga 30%. Bahkan merokok 10 batang perhari dalam beberapa minggu, bisa menyebabkan penyempitan arteri koroner, yang membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Dan konsumsi rokok yang akut, bisa memberi Anda risiko ekstra terhadap penyakit jantung. Risiko Anda meninggal akibat serangan jantung meningkat menjadi 50%.
Senjata loyo. Ini tidak main-main, Sobat. Centers for Disease Control and Prevention menyimpulkan, perokok 2X lebih berisiko menjadi impoten. Dan 82% pria penderita impotensi adalah perokok. Prosesnya sederhana, rokok menyebabkan aliran darah ke kelamin Anda terhambat.
Mata-mata buram. Asap rokok bisa membuat Anda mengalami iritasi mata. Kondisi ini akan menjadi sangat berbahaya bukan hanya dalam jangka panjang, ketika mata Anda terpapar asap secara terus-menerus, tapi juga ketika Anda sedang mengemudi kendaraan. Orang yang merokok, 50% akan mengalami kecelakaan. Satu batang rokok yang dibakar dalam mobil dengan kaca tertutup, akan menghasilkan kadar karbon monoksida yang bisa mengurangi penglihatan sebesar 20% hanya dalam setengah jam.
Kanker paru-paru. Penyebab kanker paru-paru 90% adalah rokok. Asap rokok menyebabkan kromosom—obyek mini pengangkut DNA—dalam paru-paru menjadi tidak stabil. Sel paru-paru yang terpapar asap rokok akan memproduksi sedikit sekali protein FANCD2. Tanpa FANCD2, DNA yang rusak dapat menyebabkan sel berkembang-biak di luar kendali, hingga bisa menghancurkan diri seperti layaknya sel normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar